SEPERRTI APA YANG KAU BAYANGKAN, HANYA AKU DAN DIA YANG TAU BAGAI MANA SEBENARNYA BATAS ANTARA AKU

6 November 2011

tidur ( PUISI)

kurasakan hari ini sangat melehkan
dibawah rindang pohon kutulis kisah terik matahari
tentang hatiku yang tertekan oleh besi lunak
yang terus bekerja dan berputar tanpa hentinya
tentang cinta dan keabadian

dengan perlahan- lahan
pelangi berwarna abstrak meremangkan jiwa
cahaya dila abadi mulai meredupan hari
tenggelam dalam keharusan kenyataannya

kuhisap kertas putih sangat dalam
mengepulkan asap tebal membentuk alam semesta
segala perasaanpun mulai tercurahkan
pada sosok dewi malam yang kucinta





permainan pelepas lelah (PUISI)

segelas kopi teman terbaikku malam ini
hitam dan putih adalah pengawal sejati
setia menjaga sang penguasa
kujalankan satu-persatu
untuk mencegat srigala jahanam yang menyerang

dila abadi ,memandang tajam kearah musuh
yang setiap saat bisa menusuk tepat ke jantung pertahanan
seonggoh besi lunak bekerja keras untuk itu
mencegah pergerakan lawan dengan jalan berbeda

segera ku tumpas habis kurcaci licik
serangan mendadak ke arah samping
kedepan dengan langkah pasti
siap menghisap darah tanpa ampun

waspada dan bersiap- siap lah

pesawat kecil akan menyambar mu
disetiap sudut lekuk tubuh mu
dan membangun candi kecil dengan nikmat yang terasa

kasihan si raja pincang
yang tak dapat berjalan jauh
karna di pasung negara kesatuannya
menghindar kesana- kemari
agar tak mati dengan sia- sia

negara hitam telah berkuasa
tak banyak negara putih yang tersisa
sang raja mulai kepincut kematian
perdana mentri tak lagi bekerja

hampir se jam peperangan ini di mulai
negara hitam telah menguasai seluruh daerah
dan ketika raja telah berada di sudut bentenng
kurcaci mulai berterik lantang skakmat kawan!


anjing berkepala besi (PUISI)

ini kisah, yang mungkin pernah kau lihat, dan hal lumrah sehari- hari
bukan seperti dongeng yang pernah kau baca di masa kecil
tentang seorang putri cantik yang rupawan
dan seorang pangeran tampan yang menunggangi kuda putih

ini juga bukan lawakan yang selalu garing di dalam sketsa
atau wartaberita di televisi yang siarannya  sama di setiap media
narasinya sedikit di ubah, dan porsi  iklannya diperbanyak
atau acara musik yang gelamor menyilaukan mata

ini kisah nyata dan akornya lebih natural memainkannya
dengan sikapnya yang konyol
sifatnya yang bodoh
dan kostumnya, apa adanya
di sebalah kanankirinya ada nama berhala

seekor "anjing" berkepala besi
dan kau pasti tau
kepalanya akan selalu lunak hanya dengan sebatang rokok
lidahnya akan menjulur menjilat ke empat kakinya sisa sarapan tadi pagi
kakinya mengaruk- garuk  tubuhnya yang mulai gatal oleh shmpo termahal
perutnya kembung terisi amplop berkuitansi ganda

senyemnya begitu rupawan
tatapannya begitu bersinar
perwakannya begitu gagah
sopan santunnya begitu di jaga
wajahnya dipoles darah manuasia

dari semua yang pernah terjadi
ia merasa harus lebih dari
tak ingin menjadi seperti
dengan hidup penuh tanggualangi

ia berkorban demi sesama
direlakannya tenanga sampai tahap terendah
cekatan dalam bertutur kata
tapi jangan lupa amplopnya harus dua

bulunya halus semakin lama
pengorbanan sesama tak akan sia- sia
asal dia kaya yang lain merana
di sebutnya itu pancasiala

kiasahnya tak akan pernah berakhir
setiap harinya anjing berkepala besi selalu kasat mata
walau jelas teransaksinya di depan mata
hal lumrah sebagai jawabanya

sama, kita juga anjing kurap kepala karet
pleksibel dalam keadaanya
mengumpat, teriak, setan alassssssssssss!!
tapi tetap saja jadi primadona

terlalu banyak yang menjadi saksi mata
sejak dulu tikus dan kucing bukan siapa- siapa
karan dalam rekening terlalu nyata
tapi anjing berkepsahala besi adalah bosnya
kecil- kecil yang penting berlimpah


                                                                                                           26- 12-1999







YA BEGINILAH 0-0 ( PUISI)

tidur pun tak lelap
apa benar aku mati rasa
besi lunak terus bekerja
hati terus bertanya
kapan dan kapan??
beban ini semakin berat

dari sisi kanan dan keiriku terus berteriak
mengerang tak terkira
tapi tangan terus membelah langit
jari- jadi meraba kesana kesini

walau badan tak kuat menanti

sudah seminggu kutandatangani perjanjian itu
semuah konrak di depan dewan yang terhormat
dari golongan initerlek tinggi( katanya seh)

aku semakin tak bisa terlelap kawan
kubangkit ingin melepas dari sebuah mimpi
karan aku telah lulai, merasakan kegilaan dalam hidup
sebagai manusia dan sekaligus ciptaannya
yang berada tepat ditengah lingkaran hitam
keabadian hidup sebagai seorang jiwa

tak adakah semua akan menjadi
terik nya semakin menyengat
deruku menjadi debu
yang kupastikan tak ada lagi jarum di tumpukkan sekam lagi



3 November 2011

ya inilah (puisi)

sulit tanpa ada semua
apa yang di harapkan pun sirna
kepercayaan seperti belati
yang justru akan melukai  semua
ya banyak hal yang ingin dicapai
dia ,mereka juga mengharapkan yang sama
aku pun bilang aku bisa
mereka bisa
siapapun bisa menjadi sampah atau menjadi bahan jadinya
ya tingggal ingat saja sabuk pengamannya itu ada  segelnya

titik telah di temukan
cermin kini tak lagi retak
ada darah menjadi perkatnya
walau tak serapat awalnya
masih saja bisa untuk awas diri nantinya

sejak awal sampai sekerang pun tetap saja
buihnya  keruh. dan berwarna hijau
ampasnya menumpuk pada jalanan
mau di bakar, sayang minyaknya
di biarkan baunya sangat menjijikan
paling- paling jadi seragam saja

dada sesak, kaki patah
tangan meraba, mata buta
mencium darah, liur netes, lidah mnnjulur
semuanya sudah ada fungsinya
mau di pakai apa juga boleh
tergantung amplopnya warna apa

bukan lah, benar
salah sudah pasti toh
kalau semua tau, ya jangan di pelastikan
kalau semua dengar
malah minta jatah.
mengurut dada tak tak sambil tertawa

dia kini hidup seperti raja
matrai penuh disetiap lembarnya
di halaman pertama di pajang logo garuda
di halaman akhirnya, diteteskan darah para korbannya

tak ada hati disini
tak ada nurani
hanya rahmat seperti para pendoa
yang dia sendiri tak pernah melaksanakan semua






1 November 2011

KISAH (puisi)

dulu pernah dia menangis
tentang perasaanya
tentang kisah cintanya
tentang betapa berat hidupnya
dan itu cerita yang sangat panjang

kehampaan hidupnya
jeritannya keras membelah dunia
cengkramannya kuat pada hatinya
kakinya kokoh padapendiriannya

sepertinya dia tau apa yang akan terjadi
dia diam pada saatnya
matanya terpejam pada waktunya
nafasnya mulai berhenti mencoba menahan semua
apa yang terjadi saat- saat itu benar- benar menguras rasa

dikeheningan malam, dia bersandar
tubuhnya lulai,
tenaganya terkuras habis oleh usia
keriput  di tubuhnya jelas menggambarkan
tapi senyumnya tak pernah berubah

getir kehidupan
seperti kertas di lukis warna- warna indah
hitamnya seperti lebih cerah dari warna lainnya
dan tandatangan yang di torehkan berubah menjadi sampah
habissssssssss semua, tak ada yang tersisa

keserakahan tak pernah ia berkata
ada banyak hal yang jadi sering berkata
dan maaf adalah senjatanya
yang selalu di asah hingga menjadi bumerangnya

itu sebuah kisa
banyak yang bisa di tarik inti sarinya
tapi banyak juga yang di ulur sebagai maknanya
yang tak akan pernah cukup untuk di jamah
hanya doa dan berserah buatnya bahagia><








31 Oktober 2011

Garing (puisi)

pisang goreng keeeeeee
tiga, lima ratus. masih hangat
adiiiiiiiiiiii. kakak sila mo beli eeeeeeeee
masih anget deta eeeeeeeeee
 
begitu teriakan lantang seorang anak penjual pisang goreng
hangat katanya
harganya juga murah
dan yang pasti nikmat rasanya


kebetulan hari ini ada secangkir kopi hangat yang ku buat
hari juga masih terlalu pagi untuk bekerja
udara juga masih sangat segar
mendung juga menyelimuti pagi ini


berikirrrrrr
pisang goreng hangat dan kopi adalah pasangan serasi 
entah dari kapan mereka berjodoh
siapa yang mulai melirik mata
siapa yang mulai menyatakan cinta
atau siapa yang mendahului mengajak nikah



anak - anak mereka juga lucu

pasti sangat manis
matanya  sipit, hidungnya juga agak mancung
rambutnya hitam berkilau


dan bagai mana pula kopi itu begitu indah
kulitnya, parasnya, rasanya, nafasnya
sentuhan nya  begitu  menggila
sampai kakiku lemas tak berdaya

rokok di tangan dah mulai habis
kantong dah mulai cekak
dompet, tipisnya seperti triplek
ATM tetep jadi pajangan abadi
walau kosong mah, tetap gaya euy


tapi kalau kopi  tanpa rokok
juga kurang nendang
apa kopi telah selingkuh ya
soalnya  kopi plus rokok bikin tamparan keras di wajah
maka lunak lah jiwaku


kata anang separuh jiwa ku pergiA
apa pisang goreng juga merasakan yang sama
akan kehilangan kopi karna telah selingkuh
gakkkkk, kopi tau mana yang pasangan yang terbaik untuknya
dan gak mungikin juga dia akan melakukan itu


dan kali ini aku pasti yakin
kalau kopi ingin jomblo lagi
liat aja dalam cangkir udah segikit lagi
dan ini adalah tegukan terakhir
lupakan semua 
ini saatnya bekerja....


wkwkwkwwkwkw




 

Pujangga bangsa















SampaH

Waktu begitu cepat, ketika kulirik jam dindinding di kamar ku sudah menunjukan pukul sepuluh, dengan berat kubangkit dari surga dunia yang hampir separuh hari ku kuhabis kan dengan menghayal. Sebuah kesuksessan dan kehancuran kehidupanku kelak.dengan sedikit lesuh menuju ruang kecil disudut ruang kamar yang tak membuat ku bergerak bebas, tak ada hiasan dinding atau poster pop idol yang kupajang. Kupikir akan membuat jorok dan ramai, yaaa, walau pun jaket, jins kotor yang mungkin telah sebulan bertengger di paku berkarat membuat kamarku lebih kumuh, semenjak aku lulus dari sebuah unifersitas tak ada kegiatan yang kulakukan, selain makan, tidur dan berputar-putar keliling kota dengan motor yang kupinjam sana sini, sebenarnya aku punya kendaraan buatan jepang itu, tapi biar irit pikirku, kan aku juga belum dapat mencari uang sendiri.

Dengan pakaian sedikit rapi, aku memutuskan  duduk, dan menyaksikan acara musik di salah satu televisi swasta yang menampilkan hampir setiap hari lagu dan artis yang sama, bukan hanya bosan yang kurasakaan, mual juga sering terjadi, apa lagi dengan lulucon garing yang sama setiap harinya, seperti kreatifitas presenternya telah habis dan tak dapat berkembang atau termakan produsernya,aku seperti menghapal setiap dialog dan gerekan tubuh mereka setiap dialog satu-ke dialog lainnya. Tak ada yang dapat ku kerjakan. Keluyuran pun aku tak bisa,isi kantong yang dulu lumayan kini hanya sekedarnya, kadang hanya tersisa recehan berkarat yang entah kapan telah ada di saku jins belel pemberian saudara yang tak muat lagi di tubuhnya.berat menjalankan kehiduapan ini, aku seorang laki- laki yang menjadi tumpuan hidup keluarga kelak. Hanya menjadi anak rumahan yang lebih miskin dari seorang pengemis sekalipun, atau kuli panggul yang mendapat sekedarnya dari jasa angkut, yang bebannya dua kali lipat dari berat tubuhnya.  Tak ada karya dan energi yang kukuras, bukan gengsi juga, bukan tak usaha, atau berdoa, sepertinya aura pekat sedang mengelilingi seluruh hidupku. Orang tuaku juga sedah berusaha melobi kesan- kemari untuk mendapatkan bantuan sekedarnya. Gak pernah menyerah, tapi tetap jalan di tempat adalah kata yang tepat yang pantas untuk ku. Otakku begitu berat, nafasku begitu sesak, otak ku sepertinya bekerja lebih keras dari para koruptor yang mencari cara bagai mana uang-uang yang di dapatkan dengan cara tak terhormat tak dapat di lacak KPK. Berlebihan memang apa yang kuceritakan, kalau anaak sekarang mengatakan lebay.  bersyukur dengan keadaan seperti ini tak pantas ku haturkan. Keringat ku bercucurpun bukan karna kerja keras yang ku kerjakan di enam hari kerja, dan uang yang biasanya ku belanjakan, lebih banyak kudapatkan dari belaskasihan orang tuaku, seperti tak berguna hidup ini. Aku lebih malu dengan diri sendiri yang tak mampu mejadi seprerti teman bermain ku masa kecil, mereka telah berkarya dan bergaya dengan hasil keringat mereka, orang tua mereka pun bercerita kesetiap pelosok betapa hebat anak mereka masing- masing, sementara ibuku hanya menyengir setiap melihat antusias cerita kesuksesan penerus mereka. apa yang dilakukan. Apa yang di belikan untuk mereka, dan kemana saja liburan yang akan segera di datangi, setiap detik yang di ceritakanya membuat ibuku benar- benar teriris hatinya. Membayangkan anak satu-satunya laki- laki hanya berdiam diri dan duduk melamun di depan TV. Setiap membayangkan itu aku juga menyesal apa yang ku lakukan saat ini. Dan pertanyaan terbesarnya adalah, kapan aku bisa membalas semua yang telah di lakukan kedua orang tua. Apakah harus begini terus, dan tetap begini atau akan menjadi fosil nantinya akan dengan keadaan seperti ini juga.

Semenjak kuliah di slah satu pulau wisata terkenal di seluruh jagat raya ini, aku tak pernah berpikir akan menjadi seperti ini, suasana nyaman, tentram, dan sunyi disetiap malam- malamku di kota itu, membuatku terlarut akan suasana yang sampai saat ini tak pernah ku temukan di kisah nyatanya, apa yang kulakukan saat itu seperti menambah berat perjalanan yang ku tempuh. Tentang gagasan, aturan, dan edukasi yang realis, dimana hitam adalah merah, yang tergantung kondisinya, aku jaga tak pernah mendapatkan semua jawaban atas apa yang ku lakukan dan ku kerjakan di setiap jari- jariku menunjuk sebuah benda di etalase kehidupan, tak ada yang mendukung, malah mencibirkan tentang apa yang akan terjadi kelak, aku pikir pun begitu, tak ada yang paham bahwa benda yang kupilih dan ku bungkus dengan pelastik berwarna ceria itu adalah harapan ku kelak yang akan ku pertanggung jawabkan di depan setiap pak RT atau Penghulu menanyakan siapa dan dari mana  aku berasal, mungkin saat itu akau akan merasa sangat bangga, dan mengatakan dengan tegas bahwa aku adalah seorang penghianat. betapa kuatnya pengaruh getaran yang kurasa membuat ku larut dalam ciran pelarut yang beruah bentuk menjadi seonggah batu mulia yang hanya di kita krikil  yang akan hancur terlarut air yang sama. Sayap itu berwarna putih dengan garis lurus berwarna biru membelah badannya, di kepalanya tumbuh jambul berwarna kuning, dan kakinya di tumbuhi bulu tipis berwarna emas.

Beratnya sebuah cerita akan terasa bingung di luangkan hanya dalam secarik kertas, tak akan ada yang paham, apa lagi harus di carikan obat dengan dosis yang tepat dalam pencahariannya. Dia, mereka, kita, dan semuanya adalah sebuah, yang akan merusak kehidupan mereka semua. aku jadi teringat apa yang di ceritakan seseorang tentang bagai mana sesahnya menjadi diri sendiri, cibiran, caci-maki, dan hinaan yang terbalut kata- kata manis dalam senyuman palsu penuh belatung. Tapi dia cinta dengan semuanya dan sangat susah di bayangkan apa yang di lakukannya, subangsi yang di berikannya dan loyalitas sebagai manuasianya yang tetep di anggap pesaing bisnis pencari lahan. Ya banyak yang bisa menjadi dan terjadi, akupun tau semuanya tak akan pernah menjadi indah dalam impiannya, dan kita pun hanya bisa menjadi pemadusorak dengan pisau di tangan kanan dan parang di kanan kiri tapi kaki tetep memberi sekuntum bunga mawar, lucuuuuuuuuuuuuuu, memeng.

Ini kisah akhirnya, dalam bentuk apapun aku nanti. Aku yakin aku punya setitik noda di hati yang berkarat dan tak akan ada yang bisa menghilangkan, dan untuk menjadikan hijau atau hitam, itu penuh dengan keterbukaan tentang betapa indah hari ini, esok dan hari selanjutnya, pasrah pun .itu bukan pilihan tapi menjadi sangat sakral ketika semuanya terlalu untuk di keraskan sementara kita sendiri adalah jamur di ketiak,,kwkwkwkkwkwkw, gitu aja kok repot!!

??? (puisi)

kini dia tau apa itu

dan dia tau bagai mana semua itu

bukan sekedar

bukan hanya, atau tak apa- apa

ku rasa semuanya akan ada, tapi bukan ini atau itu

hanya saja semua belum siap akan putih itu juga hitam

terlaluuuuuuuuuuuuuuuuuuu, kalau hanya

bukan saja, apa lagi sekedar

dia lupa, atau sengaja

toh tak perna ada yang peduli

dulu itu pantai. dan kini menjadi sungai

dan indahnya kini seperti lembah

kakinya kini terluka

perihnya tak luar biasa. ciseeeeeeeees!!!,

kakinya akan di potongggggggggggggggggggggg!

tidak!!.kakinya akan di tambal dengan kotoran sapi

yaaaaaaaaaaaaa, pasti bisa sembuh. tapi percuma!

ada yang mengusik agar kau tetap mati

katanya lagi belatung-belatung tak mau memakanmu

ya jelasssssssss lah, lu suci

wkwkwkwkkwkwkw

pusingggggggggggg?? yaaaa.

obat gak cukup

teh hangat gak mempan

cari kain batik aja

jangan tidur

nafasmu akan berhenti. tapi cuma sebentar

yaaaaaaa, karna bau busuk mu yang tak lagi mempan dengan  kapur barus

ya sudahlah...

nahhhhhhhhhhhhh itu yang benar

menangis

yang kerasssssssssssssssssssss

lebih kerasssssssssssssssssssssssss

trus bagai mana?

apanya?

masa?

oooooooooooo begitu

itu jawabanya.

dan lebih jelasnya ya begitu!!

wkwkwkwkwkwkwkwkwkw

titik awal atau akhir ??

Waktu hampir menunjukan pukul satu malam. Mata belum bisa juga terpejam, dingin mulai menyerang tubuhku,  kulekatkan selimut tupis padah tubuh ku, dan ku dendangkan lirik ringan tentang  kisahku masa kecil. Entah aku tak ingat lagi liriknya, dan nyayian itu tentang sebuah kenangan yang tak pernah ingin ku lupakan, kisah hidupku yang sebenarnya adalah sebuah tantangan berat sebagai anak yatim piyatu...
Kulirik jam pada dinding kamarku Hampir jam tiga pagi, semakin larut dan menjelang pagi hari, tapi mataku semkin terang benderang, tak ada rasa kantukpun yang nedera.kualihkan pandanganku pada Ibu dan adikku yang terlelap di smpingku, wajah mereka begitu teduh, dan menentramkan jiwaku. Semua yang kami lalui, kami hadapi besama- sama dengan rasa bersyukur. Walau tak tampak pada raut wajah mereka. aku tahu, mereka merasakan apa yang sebenarnya aku rasakan. Telah banyak kita lalui, ada bayak derai air mata, ada banyak cobaan yang, yang mungkin tak pernah di rasakan orang lain. Sampai  akhirnya  aku tersenyum melihat adikku mengigau tentang bendera usang yang di simpan ibuku di dalam lemari, yang akan di bakarnya katanya, jika kami tetap terus begini. Dan itu membuatku teringat tentang apa yang dikatanya siang ini. sesampai kami di rumah dari sekolah, adik ku di minta membeli bahahan- bahan kue yang akan kami titipkan di kantin sekolah besok,setelah berganti pakaian adik dan menyantap menu kami siang ini yang  sederhana, adik ku rita beregegas menuju pasar yang tak terlalu jauh dari rumah, dan sepulang dari pasar ia langsung menujukan muka kecutnya yang sangat jarang ia perlihatkan. Karna rita adalah anak yang sangat periang, semua masalah yang di hadapi di sekolah atau pun di rumah selalu berakhir dengan bahagia, walau harus kekecewan yang akan di dapatkanya, ya rita bukanlah anak egois yang selalu menang sendiri, banyak pertimbangan yang di ambil ketika ia akan mengambil keputusan. dengan rasa penasaran, aku dan ibuku saling menatap, seperti ada tanda tanya besar yang muncul di atas kepala kami. Sebenarnya kami tak mau tau kenapa. Karna rati mengocok telur dan adonan secara kasar akibatnya adonan menjadi muncrat  kemana- mana, bahkan sampai mengenai kepalanya. dengan cekatan ibuku mengambil baskom adonan, dan melirik rati. Kamu kenapa sih??.dan tanpa menunggu ibu menyelesaikan pertanyaannya, rati dengan semagat  bercerita kejadian yang baru saja dia alami, dengan sedikit emosi rati mulai bercerita tentang semakin mahalnya harga- harga barang pokok sekarang, ia sampai harus berdebat dengan para pedagang, dan sambil mempergakan apa yang terjadi, rati melototkan matanya menunjuk- nunjuk telur yang di belinya, dan ia mulai berteriak.harga telur telah naik dek, rati meniru kan dialog pedagang, loh kok bisa!!!, kemarin  aku lihat di tv gak ada kenaikan harga barang buk. Itu kan di tv, jawab pedagang sekenanya, dan reportenya pasti nanyanya ke pejabat yang koruptor sudah pasti semua barang jadi murah- murah aja bagi mereka. loh  ibu itu gimana seh, ibu gak pernah nonton tv ya, pak presiden pun mengatakan itu pada jumpa persnya, kok malah sekarang ibu berani menaikan harga telur.  wah jangan- jangan terigu, bekingsoda, mentega, fanili dan yang saya mau beli naik semua ya??.ibu ini sensi atau gimana seh sama saya, kemarin harganya gak  segini kok. Dengan mata terheran- heran kami  mendengar  dengan saksama cerita adik, dengan rasa penasaran aku bertanya tentang jawaban pedangang atas pertanyaan adik ku. Trus ibu yang dagang  jawab apa???. Adek ku mulai mengendorkan kemarahanya dan melanjutkan ceritanya. Ya ibu seh nyruh rati cari di tempat lain, kalau masih bisa dapat seharga kemarin. trus rati dapat, tanya ku lagi, dengan meringgis seperti ketakutan ia menjawab. Enggak kak!!!. Mendengar jawaba itu, aku dan ibuku tertawa terbahak- bahak, dan rati pun ikut tertawa, mungkin karna geli sendiri apa yang di lakukannya di pasar. Dan aku dapat  bayangkan kejadian yang baru di alaminya.  ibu pedagang pasti tertawa atau malah marah- marah melihat tingkah anak 5 SD yang sok tau ini.  Dengan rasa penasaran ia melanjutkan  dengan pertanyaan yang sedang perang di kepalanya, apa yang terjadi dengan negara kita ya???.  Aku dan ibuku terkaget- kaget dengan apa yang ia tanyakan, rati mulai mencoba mencari  jawaban ataspertanyaannya  sendiri.  mengapa harga telur bisa naik, sedangkan kemarin enggak. Minyak tanah semakin langkah dan harganya juga melambung jauh . padahal kata mereka negara kita yang. negara kaya, mengapa harga sebutir telur bisa naik harganya, dan minyak tanah buat memasak sehari- hari bisa langkah, bukan kan negara kita menghasilkan banyak minyak, dan peternak ayam di rumah bang rahmat di samping rumah kita juga banyak menghasilkan telur dan bahkan telur- telur itu bisa memenuhi kebutuhan kampung ini. Mengapa bisa begitu ya????, melihat ucapan rati, ibu mulai tertawa dan berkata, sudah lah janggan di pikirkan lagi, udah siang ni,  sana istirahat dulu, tapi buk, aku sampai harus berdebat dengan pedagang loh, gara- gara harga telur ini. Tunjuk rati pada kulit telur yang telah menjadi adonan. Iya ibu tauuu!!. ya bagai mana lagi to, orang pedagangnya bilang naik. gak buk!! pasti boong tu bu!!!. Timpal rati tegas. Loh, emang rati tau berapa modalnya satu telur??. Emmm gak tau seh. Jawab rati sambil cengegesan. Nah tau kan?!. Jangan nuduh orang yang enggak- enggak, ntar kalau pedangannya dengar, trus laporin rati ke polisi gimana?? Lo kok laporin ke polisi seh buk, ratih kan gak mencuri, rati cuma bilang harga telur gak naik, karan rati nonoton kok di tv harga bahan pokok di jamin tak akan naik.  Tapi tu di pasar kata pedagang naik semua!!!. Timpalku cuex, ya kakak ne gimana seh, kan kemarin kita nonton tvnya samaan, jadi kakak tau kan, kat presiden harga- harga itu gak naik. Ya, kakak nonton adikkkk!!, tapi di pasar kok  naik??.mana ku tau,, jawab adikku sambil meniru lagu india yang lagi buming di telivisi. Emmmm!!!, gini aja kak, bagai mana kalau kita bakar bendera yang ada di lemari, trus kita teriak- teriak di depan rumah bang rahmat, untuk memnurunkan harga telur, mendengar ide adik ku, kami tertawa terbahak- bahak sampai ibuku memegang perutnya karana keram, aku pun tak kala terbahaknya, sampai tertidur di lantai dapur, sementara adik ku menatap dengan aneh apa yang terjadi dengan ibu dan kakaknya.lohhhh!! kok pada tertawa seh. Kan aku liat di tv- tv banyak kok yang lakukan itu di depan rumah pejabat atau pasar- pasar, banyak yang bawa sepanduk, ada yang bakar- bakar bendera, kenapa kita gak lakukan yang sama agar telur ayam gak naik, trus kalau harga- harga naik, kita mau julan apa??, kita mau makan apa??, bagai mana mau bayar sekolah??, bagaiman kakak bisa masuk SMA, kan kita banyak butuh uang buk, mendengar itu kami terdiam, dan mulai terbawa ke laluratan kesedihan yang mulai di bumbuhi air mata adik ku, kami terdiam sesaat. Dan rati melanjutkan perkataanya, rati masih pingin sekolah buk, ratih juga gak mau kalau kakak harus berhenti sekolah seperti anak- anak yang lain yang ada di kampung ini, rati juga gak mau kalau kita kelaparan buk. Tanpa sadar air mata ku mulai mengalir dan kulihat ibu pun mulai menyembunyikan raut kesedihanya di usapnya air mata yang mulai menetes di sudut matanya, ibu memeluk aku dan rati, dan berkata  menyakinkan kami. Ibu juga gak mau kalian berhenti sekolah, ibu juga gak mau kalian kelaparan, pasti ada rizki bagi yang mau berusaha, walau pun sedikit dan itu hak kita,bersyukur lah, dah jangan pernah kita mengambil hak orang lain. Sudahhhhh, jangan sedih lagi, ayo kita selsaikan kuenya, hari semakin sore neh!!!
Dalam lelep ibu di smpingku, aku melihat rasa lelah di wajahnya , rautnya semkin tua, tidurnya pun tak lagi senyenyak dulu. Kerja keras yang di lakukanya, begitu berat semenjak ayah tak lagi bersam kami, ku sentuh tangan ibu dan ku genggam. Begitu kasar, tak tga aku melihatnya, aku lelah seperti ini, ketakutan adik ku akan keadaan kami nantinya, membuat ku merasa gusar, dan mataku semakin tak bisa ku pejamkan, kalau saja ayah masih tetap bersama kami.pasti keadaan kami tak seperti ini. Dan ingatanku tentang sosoknya terbayang jelas di depan wajahku, bagai mana ayah selalu menmabacaka ayat- ayat suci di telingaku setiap menjelang tidur, dan selalu membawaku kesawah dengan hati riang dan menceritakan masa- masa kecilnya pada ku.bayak yang kami lakukan, sampai suatu kejadian yang merenggut ayahku, rumah kami yang terletak di atas bukit, mengalami kelongsoran karna hujan deras sepanjang hari, ibu ku membangunkan aku dan rati, dan dengan tergesa- gesa, ibu membungkus pakaina kami sekedarnya, tak ada rasa ketakutan di wajah ibuku, ia malah menceritakan akan mengajak kami berjalan- jalan, dengan rasa malas, aku bangkit dari perbaringan dan berjalan di belakang ibuku, . saat Rati berumur 1 tahun dia di gendong ibuku, dengan payung usang kami mulai melangkah di tengah gelap malam dan derasnya hujan. Ratih menangis, mungkin saat itu ia merasa kedinginan, atau kelaparan. Aku terseret- seret di oleh ibu ku,tak ku lihat ayah ku, ibu ku mulai tergesa- gesa saat orang- orang berteriak, dan suara itu tak jelas terdengar karna ujan semakin deras pada malam itu. Iu bernyayi tik- tik hujan turun, dan aku mulai mengikutinya bernyayi,  sangat indah moment itu, petir menyambar dan menghentikan langjkah kami, terdengar teriakan keras dari belakang kami, ibu semakin menambah langkahnya. Dan tanganku di tariknya melangkah, aku terseok- seok. Tak lama kami telah berada di lapangan luas yang telah di penuhi penduduk, ibu memberikan aku dan rati pada bibikku yang telah lama berada di sana, ibu ku berkata akan kembali sebentar, tubuhku kedingiinan, dan rati semakin keras menangis, aku terdiam terpaku, melihat ibu ku menghilang di kegelapan malam, saat itu aku benar- benar bingung dengan keadaan itu, aku mulai merebahkan tubuhku pada lantai beralaskan tikar tipis di lantai yang dinggin, badanku melingker melawan hawa dingin, dan mataku pun melulai terpejam dan tertidur nyenyak di nina bobokan suara tangisan adik ku, dalam tidurku aku melihat ayah, duduk di atas batu besar , aku mulai melangkah dengan tertatih- tatih, karna jalan yang ku lalui dipenuhi duri halus yang menusuk setiap telapak kakiku, tak kuasa lagi ku berjalan, aku menjerit dan berteriak memanggil ayah ku, tak ada respon dari ayah ku, aku menangis sekan keras karana sakit di kakiku, dan kurasakan semakin jauh ku lihat ayahku, aku memanggil nya agar tak jauh meninggalkan ku,  ayah tetap berjalan menjauh, dan sampai ayah beradi di depan cahaya berwarna jingga, ayah membalikan badanya dan melambaikanya. Aku terik dan menangis sekencang- kencangnya, sebelum membalikan badan ayah melemparkan sekuntum bunga mawar putih tepat di depanku, dan ketika ku raih, semuanya pemandangan berubah menjadi warna hijau, dan pepohonan tumbuh dengan rindang, dan bunga- bunga mulai bermekaran, burung- burung berterbangan menghampiriku, duri yang menempel di kaki ku menjadi sepatu yang yang indah, aku tersenyum , dan mengigat sebuah dongeng yang di cerikan ayah pada ku, tentang seorang putri dengan kebahagian di yang melimpah, hutan dan binatang sebagai teman dan 7 manusia kerdil sebagai keluarganya, kebahagiaan yang di rasakan, tiap harinya sang putri  bermain dan bernyayi dengan suka cita, aku berlari menuju ketengah hutan  dan merasakan indahnya alam yang baru saja ku masuki dan bunga- bunga indah yang indah terpentang di sepanjang pelupuk mataku. Ku dekati, dan ku sentuh, ingin rasanya kupetik agak ku dapat memberikan ke ibuku, ketika akan mematahkan tangkai yang di penuhi duri itu, tiba- tiba air mataku mengalir, seperti mengingat sesuatu. Tapi entah apa itu, aku bersi keras mengingatnya, ku pejamkan mata, dan ketika ku buka mataku, semuanya layu.. kelopak bunga yang indah berjatuhan, langit  yang cerah pun berubah menjadi kelabu, aku ketakutan,dingin menguasai keadaan, kepeluk tubuhku, semuanya seperti membeku. Sesosok bayangan mendekatiku, tak jelas raut wajahnya, segera ku pejamkan mataku, tapi dengan rasa penasaran aku ingin melihat dan menatap siapa yang mendekati, apa yang akan di lakukan padaku, ingin ku berlari menghindarinya, rasa  penasaranku tak dapat mengalahkan rasa ketakutanku, aku hanya terdiam menunggu apa yang akan ku lakukanya, bengan sisa keberanianku yang ada ku buka perlahan mataku, kelopak mataku begitu berat, nafasku mulai terasa berat,aku seperti kehabisan udara, ingin  teriak sekeras- kerasnya, suaraku seperti tertahan sesuatu, tak tahan lagi, aku menangis sejadi- jadinya tanpa suara, aku meronta, tak ada lagi yang bisa ku lakukan, dan tubuhku ku gerakan kesana- kemari  untuk mengusir siapa saja bayangan itu. kini ketakutan benar- benar menguasaiku, cukup lama ku lakukan itu sampai aku mulai merasakan lelah, dan tenagaku mulai terkuras, dadaku semakin sesak, hanya dengan tangisan ku hadapi keadaan yang. Sampai akhitnya ku rebahkan tubuhku, tanganku kesana- kemari agar menemukan sesuatu yang dapat mengusir sosok itu, lama mencari, sambil merangkak, perlahan aku menemukan sesuatu  tepat di sebelah kepalaku, kusentuh benda itu, dan kusarakan kelembutan setip sentuhanku, dan hatiku tiba- tiba mulai berubah menjadi damai, perasaan ketakutan, kini mulai menghilang, kudekap benda itu danlam pelukanku, suhu dingin yang tadi mendera seluruh tubuhku menjadi hangat . nafasku mulai teratur kembali, tak ada rasa ingin tahuku apa yang ku sentuh, dan ku peluk itu. Perasaanku begitu damai, kubuka mataku yang sejak tadi tertutup. Dengan perlahan- lahan. Ku melihat sosok dengan daster lusuh, rambutnya panjang terurai, kulitnya putih, ia tersenyam  dalam tidurnya,entah, apa yang sedang di impikannya,  kurapatkan tubuhku, kupeluk sosok itu, dan ia pun memeluk ku dengan sengat lembut, memalingkan wajahnya kearahku, memberikan senyumannya kepadaku. Ibu.... sapaku lembut. Ia semakin mendekapku semakin erah, itu membuatku nyaman dalam dekapannya, dialah sosok yang begitu ku selalu ada untuk kami,  walau harus mengorbankan kehidupannya.
Mata ku tak lagi dapat kupejamkan. Jiwaku seperti melayang entah kemana, tak ada lagi yang dapat aku rasakan,  semenjak mimpi- mimpi itu menghampiriku. Apa yang akan terjadi?, apa itu sebuah pertanda,atau hanpungya sebuah inspisari untuk kehidupanku esok. Entah lah, aku membangunkan tubuh ku, dan menuju ruang makan dan menyaksikan progarm tv yang telah berulang kali di putar ulang, tentang kekonyolan orang barat yang di di kerjai dengan jebakan- jebakan yang membuat mereka terpingkal- pingkat ketika mengtahui ada kamera yang merekam mereka. dan tak terasa mataku semakin lelah dan tertidurrrr. 
the end
 


Teratai dan senyuman (: cerpen aneh:)


Ini sebuah kisa tentang gadis kecil dengan senyum manis di ujung bibirnya. Kesubut dia teratai.
Banyak yang tak menduga apa akan terjadi pada kita nantinya, dan banyak yang berharap semua akan menjadi indah sampai akhirnya atau hanya menjadi impian yang terkubur dalam kubangan  harapan dan mimpi itu sendiri, begitu juga teratai dengan semua mimpi. Dan harapan yang di ukir dalam kehidupan dan cintanya. Dia memulai dengan  mengejar dari titik awal kisah ini di mulai.
Tak berapa lama teratai yang hidup serba berkecukupan, dengan semua yang  terpenuhi, mendapakan kabar akan dipindah kan orang tuanya untuk menemani neneknya yang kekeh hidup di sebuah desa yang daerahnya cukup membosankan untuk anak gaul yang berprestasi seperti teratai, kawan- tempat  tongkrongan- mall- cafe- kampus- cinta  dan perpustakaan yang selalu di kunjungi teratai , akan di korbankan, sebenarnya teratai menolak semua, tapi sang nenek yang memintanya langsung agar mau menemaninya hanya untuk beberapa bulan saja, dan di balik itu tratai juga mendapat misi rahasia dari sang ayah agar, sang nenek mau  pindah ke kota dan hidup bersama mereka.penolakkannya akan  yang di layangkan ke orang tuannya sangat sia- sia, semua alasan yang yang di keluhkan menjadi tak berarti, teratai paham itu, dia hanya tak ingin cuti dari kampus untuk semester ini. Hanya itu alasannya.dia ingin mengejar beasiswa yang di ajukan kampus, dan itu akan membuatnya lebih merasa mandiri, dan punya sesuatu untuk di banggakan ke orang tua dan teman- temannya. Yang selama ini, mereka menggap teratai adalah anak yang hanya mengandalkan orangtunya, dan tak punya tekat dalam hidupnya. Dan mudah s aja buat teratai untuk mendapakan semuanya yang di inginkan, karna sang ayah adalah pemilik perusahaan yang sukses, sedangkan ibunya adalah pengusaha  yang gak kalah sukses dengan ayahnya. Hidup mereka begitu bahagia, walau anak terakhir dari 3 bersaudara, teratai bukanlah anak spesial di keluarganya. Dua kakak terati telah menikah dan menjalan kan cabang bisnis keluarga di luar kota. Dengan kesibukan kedua orang tuanya teratai menjadi anak yang mandiri dan menjadi anak yang produktif dalam prestasi.
Malam semakin larut, teratai masih bisa memejamkan mata, matanya terus menatap lagit- langit yang penuh dengan lukisan berwarna- warni, yang di warnai sendiri, dan semua lukis yang di gambar dengan susah payah itu, menjadi perwakilan dari setiap mimpi dan pengharapannya terhadap tuhan, pernah teratai menghapus gambar hati yang diwarnai dengan cat warna hitam, dan itu adalah simbol bahwa dia tak akan pacararan sampai masuk ke unifersitas. dan matahari yang di gambar kecil di antara semua gambar yang ada adalah dirinya TERATAI. Dan setiap orang yang bertanya kenapa mataharinya kecil??, teratai selalu menjawab tak tau, pingin aja kaya gitu..lalu tertawa. Matanya semakin susah di pejamkan, teratai melangkah ke arah jendela yang viewnya langsung menuju ke taman belakang, teratai,mangambil bolpoin dan buku kuliahnya dan menuliskan sebuah kata ”INDAH ITU TAK SELALU ADA DALAM KAMUS KEHIDUPAN, TAPI DI KAMUS KEHIDUPAN PASTI ADA KATA- KATA INDAH” teratai tersenyum dan melangkah ke arah tempat tidurnya.
Hampir dua jam perjalanan di tempuh. Teratai hanya menatap pemandangan yang di suguhkan, saat itu dia di antar oleh supir ayahnya, dalam diamnya teratai seperti membayangkan apa yang akan terjadi saat dia berada di  desa ini. Apa ia akan mendapat teman, dan mengajarkan banyak hal yang akan membuatnya mengerti mengapa ia di gariskan akan hidup di daerah in, atau ada rahasia besar,teratai tersenyum lagi,, dengan menghela nafas dalam ia berteriak,, PASTI!!!
Lohhhhhh.. ada apa non,,, tanya supirnya sambil melirik ke arah teratai..
Gak apa- apa bang,, Cuma bahagia aja,, sambil tersenyum dan memandang kearah sungai yang di lewatinya.dan Rupanya abang supir terkejut dengan teriakan pasti teratai,,dan itu membuat teratai menjadi terbahak sendiri dan mebuat  bang supir  keherana.
                Ahhhhhhhhhhhh, sampai juga. Eluh teratai. setelah mengeluarkan barang dari  kursi belakang, teratai mengedor pintu dan mengucapkan salam. Dan tak berepa lama sang nenek menyambut dengan sangat bahagianya. Sang nenek memeluk, menciumi sang cucu dengan sangat antusias, dan teratai hanya diam dan tersenyum sambil memeluk erat sang nenek. Sangat mengharukannnn, padahal baru minggu lalu sang nenek nginap di rumah teratai dan meminta langsung ke padanya agar mau menemaninya. Teratai ingin tertawa melihat keadaan ini, pelukannya kaya gak bertemu setahun aja, pi dia tau nenejnya selalu begitu padanya, dan kedua kakaknya. Karana sang nenek sangat menyayangi nya. Setelah puas temu kangen yang sangat mengharukan itu, sang nenek mempersilahkan sang cucu kesayangannya masuk dan mengantarkannya ke kamar yang akan teratai tempati.
                Setelah merebahkan tubuhnya untuk beristirahat sebentar teratai menuju ke arah jendela tepat di samping tempat tidurnya, jendela kuno yang di tralis ukir bunga masa kini. Ia yakin teralis itu baru di pasang, entah setahun atau dua tahun yang lalu, semenjak ayak jarang lagi pulang ke rumah nenek karna kesibukannya yang telah menyita waktunya. Udaranya segar bangetttttttttttttt. Menyenangkan. Membahagiakan, keluh teratai bahagia.
                Makan malam telah di siapkan, sang nenek menyiapkan menu spesial kesukaan teratai, ikan bakar madu extra pedas, dengan sop kacang tanah. Teratai sangat lahap menyantap makanannya, dan udara yang uang sangat dingin membuatnya, sangat bergairah untuk menyantap habis semua hidangan, sang nenek hanya tersenyum dengan kelakuan teratai, bahkan sang nenek menambah nasi tiara ketika melihat piringnya kosong, kali ini yang ketiga, kata sang nenek. Teratai, teriak kaget,, cukuppppppppppppppp!! Udah nek, teratai gak kuat lagi. Nenek terbahak melihat expresi teratai yang ngap-ngpan, sambil memegang perutnya..dan mengeluh panjang dan melempar senyum lebar kearah neneknya.. yaaaaaaaaaaaaaaaaaaa, gagal dech daiet teratai.
Makan malam telah usai, saatnya bersaintai2, setelah membantu bibi yang yang kerja di rumah nenek membereskan piring ke belakang. Tiara melenggangkan kakinya ke arah teras depan. Hemmmmmmmmmmmmmmm, sangat menyegarkan,  teratai mulai merebahkan tubuhnya dikursi.dan meangdang ke seluruh arah. Gelap, hening, dan sejuk. Menyenangkan pertama. Didalam lamunannya teratai di kejutkan dengan kedatangan seorang gadis yang mungkin seusia dengannya. Rambutnya panjang dngan kulit kuning langsat. Begitu cantik menurut teratai, matanya, bibirnya, hidungnya, sempurna.. teratai sangat mengaguminya sampai- sampai ia menganggapnya seorang peri  yang turun ke dunia. Malam non... sapa si gadis, dan teratai terkaget- kaget.. karna terbangun dari lamunannya, oyaaaaaaaaaa. Maaf. Cari siapa ya, tegur teratai.. maaf neng, neneknya ada??. Ooo ada- ada, silahkan duduk, trimaksih non jawab si gadis. Teratai bergegas ke dalam dan memanggil neneknya. Ooooooooooo Desi,, mau jemput nek sumi ya? Tanya nenek pada sang gadis, iya nek, jawab sang gadis. Oya, kenalin ne cucu nenek, teratai namanya, mereka saling berjabatan tangan dan saling melemar senyuman. Tak lama nek sumi, keluar dengan bungkus plastik di tangannya. Neng teratai lok mau jalan- jalan liat desa, ajak desi aja ya, oya, nek sumi.. kalai desinya gak sibuk, jawab tiara singkat, gak kok neng tenang aja.. desi bisa kok. Aduhhhhhhh, jangan panggil neng donk. Panggil aja teratai.ya neng teratai... eeeeeeeee, jangan pakaineng donk, teratai aja. Iya teratai.. besok pagi desi jemput ya,. Kita jalan- jalan. Eeeeeeem oke. Aku tunggu ya, jawab teratai antusias.. nek desi sama nek sumi pamit dulu ya, maksih banyak nek.setelah memberi salam desi dan nek sumi berjalan meninggalkan rumah dan hilang di gelapnya malam.
Jadi nenek tinggal sendiri dirumah kalau nek sumi pulang??. Tanya ku pada nenek, tentu saja tidak. Hari ini nek sumi, minta izin karana ingin berkumpul bersama keluarganya. Trus nek sumi kapan balik??. Paling besok subuh sudah ada di sini lagi, jawab nenek singkat. Emang bi sumi  sudah berapa lama kerja disini??, ya sudah  lama. Semenjak ayah mu masih sangat kecil, dan di perut nenek ada Alm adik papamu. Wahhhhhhhhh, sudah lama juga ya. Emang nenek gak nyari orang lain aja untuk kerja di rumah. Kan kasihan nek sumi dah tua, pasti pingin menghabiskan masa tuanya bersama keluarga. Nenek sudah bilang begitu pada nek sumi. Pi katanya, dia pingin tinggal bersama nenek, lagian nenenk juga dah anggap saudara nek sumi, oaranya tu pendiam, rajin, soleh, dan yang pasti selalu berada di sisi nenek dalam suka dan duka. Emang nenek sering sedih?. Ya pasti lah, dala kehidupan ini mana ada seh bahagia yang bahagia selalu. Ya masa- masa sekarang seh sedih nenek tidak seperti yang dulu. Emmmmmmmm nek kira- kira bahagia itu apa harus banyak uang atau banyak yang menyayangi?. Ya kalau nenek seh sama- sama penting, tapi yang pelaing penting bagai mana kita mendapatkan kebahagian itu, kadang susuah, kadang sedih kan tergantung dari kita., ya bangai mana menanggapinya. Sedih bisa juga bahagia, tapi kalau bahagia bukan berarti sedih.ya too. Heemmmm iya juga seh. Tapi nenek sekarang bahagia???. Sambil menghela nafas sang nenek menjawab, sangatttttttttttttttttttttttttttttt bahagia, nenek selalu bahagia, dan itu membuat nenek selalu bahagia... teratai tersenyum dan mencium sang nenek, nenek bahagia teratai juga bahagia. Hehehhee, udah, kita tidur yuk, ajak nenek, ok nek, sambil menegandeng tangan sang nenek teratai malangkah dengan manja di pelukan sang nenek.
Pagi menyambut, sang mentari kini lebih cerahhhhhhhhh, biru langit menandakan lembaran baru di mulai, setelah menghabiskan sarapan yang di buat nek sumi. Teratai bergegas ke arah suara yang memenggil. Iya dessssssss,  bentar,, ayo masuk dulu des, sarapan dulu, baru kita jalan. Udah,, barusan aja, terimakasih.. ya udah kita jalan yuk. Bentar ya,, aku pamitan dulu, nekkkkkkkk. Teratai jalan dulu yaaaaaaaa. Banyak yang  dilihat pemandangan indah dah orang- orang yang ramah. Pertanian yang subur, ternak- ternak yang gemuk semuanya sangat menyenangkan, dan apa yang kulihat hari ini, akan berubah menjadi. Entah itu buruk atau baik. Dan aku teringat apa kata nenek ku, “aku bahagia dan itu pula yang buat aku bahagia” teratai tersenyum dan menikmati apa yang di dalam kehidupanya. Toh sedih itu juga bagian dari kebagaiaan, dan air mata itu bisa jadi mewakili sebuah ke bagaian, buat apa di pusingkan, selama ada matahari, dan semuaaaaaaaaaa warna di langit dinding kamarku ku, aku terus ada di dalam nya, dan mencoba menikmatinya menjadi indah.
Desi lebih cantik dari gadis- gadis yang pernah kulihat memainkan peran dalam sebuah judul. Dan desi selalu tersenyum dan meraka juga. Dan aku percayaaa,mereka punya senyum lebih indah, tapi desi lebih tulus. Entah karna apa. Toh yang desi pernah tau apa itu indah dan apa itu keindaha, sama seperti apa itu bahagia dan apa itu kebahagiaan,
Nahhhhhhhhhhhhh, apa aku bilang ne cerita garinggggggggggggg banget, ya gak seperti cerita- cerita lainnya. Ya teratai itu kan suka nya tersenyum. Dan kisah ini di awali dengan tersenym dan di akhiri senyum juga. tapi semenjak aku bakik kekota lagi aku lebih sangattttttttttttttt tersenyum, karana sang nenek ku kini berada di sampingku dan mencerita kan semua apa yang telah di lalui dan masa- masa indah bersama anak- anaknya di waktu kecil. Aku sangat bahagia,dan selalu tersenyum. Semua mimpi ku keni kuraih, dan tangan ku telah sampai menyentuh semuanya, dan yang paling spesial adalah... aku tersenyum saat semuanya mengihklaskan ku pergi, saat aku benar- benar bahagia. Aku tak akan pernah sedih, tak akan pernah mengeluh dan akan terus tersenyum. Dan terus berada di disini menyaksikan senym indah orang- oarang yang ku cinta .
The End